gravatar

Seandainya Tauhid diresapi, pasti hidup ini Indah

Siapa yang akan kau seru jika kau tersesat sendiri di tengah hutan? Siapa yang akan kau seru jika kau terjebak sendiri dalam kobaran api yang menyala-nyala? Siapa pula yang akan kau seru jika kau tenggelam di arus sungai sedang tiada satupun yang tahu keberadaanmu?

Siapapun ia, pasti akan menyeru Tuhannya. Dalam kondisi itu, manusia akan sangat membutuhkan pertolongan-Nya. Terlebih sebagai muslim, ia sadar akan eksistensinya sebagai makhluk yang hina lagi lemah, kemudian sadar akan eksistensi Allah Yang Besar dan Kuasa.

Ini sudah menjadi konsep kehidupan. Di saat manusia berada pada titik terlemah dalam hidupnya, maka hati nuraninya akan bicara bahwa ia sangat membutuhkan kekuatan Tuhan, Dzat Yang telah menciptakannya.

Orang yang sudah mengenal Allah, maka Dia-lah yang akan menjadi sandaran hidupnya. Ia akan beralih kepada titik fitrahnya, yakni sebagai makhluk yang tidak lebih hanya gumpalan daging dan tulang. Hingga ia akan merasa bahwa hidupnya sama sekali tidak berguna tanpa kasih sayang Allah.

Inilah konsep Tauhid yang sejujurnya, dimana manusia benar-benar ditempatkan sebagai makhluk yang hina dan Allah ditempatkan sebagai Dzat Yang Agung lagi Mulia. Inilah konsep yang telah melahirkan manusia2 hebat (para nabi, rasul, shiddiqiin, shalihin, dan mujahidin). Merekalah yang tidak pernah takut akan kesengsaraan dunia karena hatinya sudah tertancap panji-panji Tauhid. Musibah, penderitaan, kepedihan, dan kemiskinan tidak menjadikan mereka berkeluh kesah karena jiwanya mengenal Allah Yang Kuasa lagi Maha Kaya. Pun mereka tidak pernah takut akan musuh-musuh penyeru kebatilan karena keimanannya kepada Dzat Yang Maha Hebat. Kalaupun harus mati, maka kematian mereka adalah kabar gembira dan akhir yang sangat bahagia bagi diri mereka.

Resapilah Firman Allah berikut!
“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang BERIMAN dan senantiasa BERTAKWA. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...” (Yunus: 62-64)

Semoga Allah menjadikan kita bagian dari wali-wali itu yang hati serta jiwanya diliputi keimanan yang kuat dan mengakar. Amin Ya Rabb al-Alamin....