gravatar

Kapan kesyirikan pertama kali terjadi ??

Bismillah. Setelah Puji dan Shalawat.
Pada era Nabi Adam hingga Nabi Idris, semua makhluk beriman kepada Allah. Namun setelah itu, kesyirikan mulai muncul. Saat itu, Nabi Idris sudah wafat, para ulama yang setia kepada ajaran Nabi Idris tinggal sedikit. Lambat laun, para ulama ini meninggal dan yang tersisa tinggal orang-orang bodoh. Bertahun-tahun mereka hidup dalam kebodohan. Meski telah mengenal Allah, mereka tidak tahu bagaimana harus menyembah-Nya. Mereka tidak mengerti bagaimana cara beribadah kepada Allah, Tuhan yang telah mereka kenal dari ulama-ulama mereka.

Ratusan tahun berganti, mereka semakin bodoh dan bodoh. Di saat kondisi itulah, iblis beserta bala tentaranya membisik-bisiki manusia agar tersesat sejauh-jauhnya. Setan-setan itu membisikkan agar manusia membuat monumen-monumen berupa patung-patung para pendahulu mereka, yakni para ulama, dengan alasan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa mereka. Kemudian di antara manusia saat itu ada yang mengikuti bisikan setan dan mereka mengira bahwa perbuatan tersebut (yakni membuat monumen ulama-ulama nenek moyang) adalah perbuatan yang positif.

Beberapa patung yang dibuat adalah patung Wadda, Suwa, Yaghuth, Yauq, dan Nash; yang tidak lain adalah nama-nama para ulama terdahulu yang masih sejalan dengan ajaran Nabi Idris.

Awalnya hanya membuat patung, kemudian lambat laun mereka pun ber-thawaf (mengelilingi) patung-patung itu hingga akhirnya mereka menjadikan patung-patung itu sebagai alat ritual ibadah mereka, sebagai cara untuk mengisi jiwa spiritual mereka. Lambat laun, mereka pun berdoa dan bersujud di hadapan patung-patung itu.

Keadaan ini sebagaimana yang Allah sampaikan dalam al-Qur’an:
”Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap Wadd, dan jangan pula Suwa, Yagus, Yauq, dan Nasr (QS. Nuh: 23)

Kondisi ini terus terjadi beratus-ratus tahun lamanya hingga Allah mengutus Nabi Nuh, seseorang yang tidak lain adalah dari kerabat mereka sendiri, untuk menyadarkan kaumnya dari kesyirikan itu. Beliulah Rasulullah (utusan Allah) pertama yang menyeru manusia kepada Tauhid, peng-Esaan Allah.