Hidup Bersama Gempa
Masih terkenang di dalam benak kita akan rentetan peristiwa yang menimpa bumi pertiwi ini. Ya, Gempa Sumatera Barat dan Jawa Barat yang terjadi beberapa minggu lalu, terjadi dalam jarak waktu yang singkat dan ten-tunya tidak terduga. Jika di Sumetera Barat terjadi pada hari Rabu 30 September 2009, maka gempa yang terjadi di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Tasikmalaya, terjadi hanya selang 3 minggu sebelumnya, yakni 2 Sep-tember 2009.
Banyak dari kita yang kemudian berpikir bahwa kehidupan kita benar-benar diambang bencana dan bencana. Begitulah, kita nampaknya sudah harus sadar bahwa di balik keindahan alam bumi Indonesia ini, tersimpan potensi-potensi besar yang membahayakan dan mengancam nyawa penghuninya. Ada tsunami yang entah kapan terjadi lagi, ada gunung meletus yang siap-siap menelan korban, ada tiupan angin yang menyapu di sekitarnya, ada banjir yang bersedia menghanyutkan segalanya, dan ada gempa yang besar ke-mungkinan akan terus terjadi.
Sedikit saja kita kaji, bahwa bempa bumi disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Meski bumi itu padat, namun hakikatnya ia selalu bergerak. Daratan yang berada di permukaan bumi selalu bergerak meng-ikuti pola perputaran pusat atau inti bumi. Jika ada tabrakan antar lempeng, atau gesekan yang mengakibatkan be-sarnya tekanan di permukaan, maka gempa pun terjadi.
Biasanya, gempa selalu terjadi di daerah-daerah yang tepat di perbatasan antar lempeng. Adapun gempa bumi yang terparah selalu terjadi di kawasan lempengan kompresional dan tran-slasional. Kadang, gempa juga terjadi akibat pergerakan magma di dalam inti gunung berapi. Gempa yang seperti ini biasanya disusul dengan letusan gunung yang mengeluarkan lahar dari magma itu sendiri.
Ya, begitulah, kita hidup bersamaan dengan pergerakan lempenganbumi yang terus hidup. Hidup bersama gempa, singkatnya demikian. Sebagaimana hidup berdampingan dengan gugusan gunung berapi. Ini adalah pilihan yang tentu selalu ada hikmah di balik semua itu.
Apa yang melanda negeri ini, patut dijadikan pelajaran yang jangan pernah dilupakan. Pelajaran hebat akan ke-besaran dan kekuasaan Allah di muka bumi ini. Rasakanlah gempa itu, hanya sepersekian detik saja, ratusan hingga jutaan nyawa bisa melayang begitu saja. Ada yang berkelanjutan menjadi tsunami, ada pula yang berkelanjutan menjadi tanah longsor. Yang pasti, gempa adalah bencana.
Tentu, ada sikap yang harus diambil dalam menghadapi kondisi ini. Bagi orang yang beriman dan senantiasa beramal shalih, maka sebenarnya gempa adalah ujian bagi mereka. Ya, itu adalah ujian dari Allah Yang menciptakan diri-diri manusia apakah mereka akan tetap sabar dalam ibadahnya, atau malah berbalik ingkar. Adapun bagi mereka yang kafir dan sering bermaksiat, maka bencana ini adalah hu-kuman bagi mereka, apakah dengan-nya mereka akan bertaubat atau malah bersikeras ingkar kepada Allah. Yang pasti, bencana tak pernah me-mandang waktu, tempat, dan derajat masing-masing manusia. Anda yang beriman dan Anda yang ingkar, siap-siaplah menghadapi bencana ini!
Kang Mas
Nguluruk tanpa wadya bala, Mabur tanpa lar, Mletik tanpa sutang, Perang tanpa tanding, Menang tanpa ngasurakan, Mulya tanpa punggawa, Sugih tanpa banda, Sanjata kalimasada, Digdaya tanpa aji. Allahu Akbar
- Semua
- Masih Kosong 1
- Masih Kosong 2
-
FEEDJIT Live Traffic Map
whos.amung.us
Sabaraha Jalmi
sayang"bencana itu datang lagi..dan kita hampir tak pernah mengambil pelajaran dri bencana terdahulu..
Bencana demi bencana terus saja melanda, Ini semua akibat ulah tangan manusia dan dosa manusia